Reputasi
A. Pengertian
Menurut survei yang dimuat dalam Corporate Reputation Watch 2002, ada tiga penyebab ancaman dalam reputasi:
1. Kritik terhadap perusahaan atau produk yang disampaikan melalui media cetak atau media penyiaran (dianggap sebagai ancaman paling utama)
2. Bencana yang menggangu produksi
3. Tuduhan dari kelompok kepentingan atau pelanggan tentang keamanan produk
Menurut Gaotsi dan Wilson (2001), reputasi adalah evaluasi semua stakeholder terhadap organisasi sepanjang waktu yang didasarkan atas pengalaman stakeholder tersebut dengan oragnisasi.
Lima faktor yang mempengaruhi reputasi berdasarkan pengalaman 100 perusahaan terkemuka di Amerika Serikat:
1. Keberadaan (being)
2. Tindakan (doing)
3. Komunikasi (communicating)
4. Mendengarkan (listening)
5. Melihat (seeing)
Reputasi sangat bebeda dengan citra. Citra merupakan pandangan pihak luar terhadap satu oraganisasi. Namun reputasi adalah penilaian yang diberikan baik oleh pihak internal (karyawan) dan ekternal organisasai, dimana pihak internal inilah yang merupakan indentitas dari organisasai. Sehingga dapat disimpulkan bahwa reputasi adalah perpaduan antara identitas dan citra organisassi.
Carfi (2004) menulis bahwa reputasi dan kepercayaan adalah segalanya, karena berdasarkan reputasi itulah kita memberi kepercyaaan terhadap suatu barang yang kita ingini atau miliki.
Buah dari reputasi adalah nama baik dan akarnya adalah kepercyaan. Tanpa ada kepercayaan maka tidak akan ada penghormatan. Bila sudah dipercaya maka nama baikpun dapat dengan mudah kita miliki dan harus di jaga dengan baik.
Reputasi sekarang ini menjadi salah satu pusat perhatian dalam kegiatan seorang Public Relations. Reputasi menjadi penting karena pada dasarnya reputasi merupakan kekayaan satu organisasi yang akan sangat dijaga dengan baik.
Reputasi pastinya akan berdampak sangat luar biasa pada lingkungan internal dan ekternal. Internal dalam hal ini adalah karyawan tentu akan sangat bangga dapat bekerja di sebuah organisasi yang mempunyai reputasi yang baik dimata public. Selain itu dipihak luar dalam hal ini pelanggan akan selalu merasa puas dengan apa yang sudah dipilihnya.
Reputasi dapat menurun jika tidak dijaga dengan baik, namun reputasi dapat juga diangkat bila dengan perencanaan yang giat.. Berikut adalah factor-faktor yang mempengaruhi penurunan dan kenaikan reputasi:
Faktor Penurunan reputasi:
1. Kritik yang dilakukan media terhadap organisasi/produk
2. perilaku tidak etis perusahaan
3. bencana yang menghentikan produksi
4. tuduhan atau putusan pengadilan
5. tuduhan dari pelanggan atas keamanan produk
6. kritik atas perusahaan/produk di internet
Factor Kenaikan reputasi
1. kemampuan berkomunikasi
2. inovasi
3. nilai dari sumber daya manusia
Proses komunikasi dengan menggunakan media massa dalam konteks media relation membawa kita dalam konsep feedback dan feed-forward. Kritik dapat dianggap sebagai feedback, sebaliknya organisasi harus memberika feed-forward untuk mengatasi kritikan tersebut melalui komunikasi.
B. Manajemen Reputasi
Osborne (2001), menagatakan bahwa barometer paling sederhana untuk reputasi adalah liputan media massa. Karena liputan ini akan mempengaruhi persepsi publik terhadap komitmen suatu organisasi pada isu-isu yang menarik perhatian publik.
Dalam melakukan pendekatan manajemen reputasi, maka media relations pada dasarnya tidak dipandang sebagai satu kegiatan terpisah dan hanya dijalankan demi kepentingan PR organisasai saja.
Ada tida pendekatan dalam manajemen reputasi, mereka adalah:
1. Pendekatan pertama
a. Analisis Reputasi
Mengidentifikasi isu-isu, tantangan-tantangan, kelemahan dan peluang serta ancaman yang tersedia bagi organisasi dimata publik
b. Perencanaan Strategis
Setelah itu maka dilakukan perencanaan mengenai teknis yang nantinya akan di implemantasikan diluar, sesuai dengan visi dan misi dari organisasai tersebut
c. Stakeholders relations
Selama masa perencanaan jangan pernah lupa untuk selalu menjalin hubungan yang baik dengan Stakeholders, sebagai wahan diri untuk mempernudah penyampain informasi guna menbuat reputasi yang baik
d. Pemantauan Media
Mengikuti apa yang dilaporkan media terhadap produk/perusahaan kita baik pemberitaan positif maupun pemberitaan negative, yang biasnya dilakukan dengan kegitan:
1. Tabulasi berita
2. Membagi berita yang diberitakan dalam berita posif dan negatif
3. Melihat berita-berita yang memuat pesan dari perusahaan
4. Mengidentifikasi pesan-pesan-pesan perusahaan yang disampaikan lewat media
5. Mengidentifikasi isu-isu yang menjadi perhatian media
6. Menilai bagaimana rekasi stakeholder terhadaop berita yang disiarkan
e. Pelatihan Media
Memberika wawasan tentang cara kerja media pada staff PR, agar mereka tahu apa sajah yang dibutuhkanmedia massa danbagaiman cara membangun relasi dengan media
f. Materi Komunikasi
Pesan yang dimuat dalam media, baik media cetak, media elektronik, internet, lisan maupun tulisan, dsb
g. Media Relations
Menjaga hubungan yang baik dengan media, sebagai teman yang paling “mengena di masyarakat”
h. Government Relations
Tidak hanya menjaga dan membangun relasi yang baik dengan media danpara wartawan tapi juga harus membi9na hubungan yang baik dengan pemerintah yang berwenang sebagai agen regulasi dan pengambil kebijakan di dalam suatu negara atau wilayah.
i. Manajemen Isu dan Manajemen Krisis
Isu dan krisis dapat dating secra tiba-tiba. Untuk itu, perusahaan harus sudah bersiap-siap membentuk manajemen tim penanggulangan krisis, sehingga ada persiapan.
2. Pendekatan kedua (berdasarkan Lamotta, 2004)
a. Penelitian untuk mengetahui persepsi dan sikappublik terhadap organisasi
b. Membangun konsesnsus tentang nilai dasar dan tujuan organisasi antara manajemen dan karyawan
c. Mengidentifikasi janji penjualan yang unik dan esan yang bias memperkuat USP ( unique selling point)
d. Dorongan pada organisasi yang dikembangkan secara internal dan eksternal
e. Iklan, media relations, materi untuk investor, siaran pers dan program filantrofi organisasi dijalankan bersama-sama untuk menyebarluaskan pesan yang konsisten dan komprehensif
3. Pendekatan ketiga dikembangkan oleh Firma PR, Morrissey & Co
Mencakup 4 aspek yang didasarkan pada sumber daya organiosasi untuk disampaikan pada public/ Stakeholder.
1. penelitian
2. penempatan (positioning)
3. Penyusunan pesan
4. strategi
watak organisasi
- kepemimpinan
- karyawan
- layanan pelanggan
- urusan public
- keuangan
Uraian menjelaskan bahwa manajemen reputasi memang bukan merupakan tugas PR dan khusus ditangani oleh Media Realtions yang ada pada divisi PR. Dalam mengelola reputasi satu organisasi diperlukan peran dari setiap bagian yang ada.
Saat ini di Indonesia, manajemen reputasi belum begitu banyak mendapat perhatian dari kalangan toritisi PR. Namun, praktik manajemen reputasi sudah mulai dilakukan beberapa organisasi, dapat dilihat dengan adanya bagian komunikasi dalam satu organisasi sudah menjadi indicator bahwa reputasi sudah sangat penting adanya.
C. Menjaga Reputasi Melalui Media Realtions
Bila organisasai memiliki komitmen besar untuk menjaga reputasi sebagai asset amat berharga miliknya, maka bagian PR tentunya harus mewujudkan komitmen tersebut dalam semua kegiatannya.
Reputasi sebuah organisasi tak hanya dijaga melalui program media relations namun, semua bagian yang ada harus terlibat langsung dalam hal ini. Dalam praktik PR selalu terjadi kesenjangan komunikasi yang muncul karena adanya perbedaan antara harapan yang dipersepsikan public dengan kenyataan yang ada. Hal itu dipandang mengganggucitra tapi juga reputasi dari perusahaan tersebut.
Ada beberapa pendekatan untuk melihat kesenjangan tersebut. Satu diantaranya yang paling popular adalah dengan mengguanakn servQual index, yang membandingkan nilai untuk harapan dan kenyataan untuk aspek-aspek kasat mata organisasi seperti tampilan fisik organisasi dalam wujud gedung atau ruang yang lebih tinggi dari nilai kenyataan dalam presepsi public.
Terdapat dua fungsi komunikasi dari Media Relations:
1. Fungsi Informatif
Memberi penjelasan yang bias dipahami public yang berkenaan dengan kesenjangan.
2. Fungsi Deskriptif
Menguraikan kesenjangan dengan langkah-langkah yang harus ditempuh organisasi untuk mengatasi kesenjangan.
D. Kode Etik Media
Operasi media massa di Indonesia dilandasi dua UU yakni, UU no.40/1999 tentang Pers dan UU no.32/2002 tentang penyiaran. Kedua UU ini mencerminkan semangat kebebasan media Indonesia dan turut mempengaruhi wajah media yang kita rasakan sekarang ini.
Bedasarkan UU no.32/2002 ini juga dibentuk Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) yang antar lain merumuskan Pedoman Perilaku Penyiaran Indonesia. Pada pasl 27, pedoman tersbut dinyatakan dalam:
1. Lembaga penyiaran tidak boleh menjual jam tayang kepada pihak manapun, kecuali Iklan.
2. lembaga penyiaran diperbolehkan menyiarkan program yang merupakanhasil kerja sama produksi dengan pihak lain atau disponsori pihak lain selama isis program dikendalikan lembaga penyiaran bersangkutan.
3. dalam program berita, lembaga penyiaran dilarang memuat berita yang disajikan atas dasar imbalan tertentu
4. dalam setiap program yang merupakan kerjasam produsi atau disponsori, maka lembag apenyiaran harus:
a. memberitahukan pada khalayak bahwa program tersebut merupakan kerjasama produksi atau disponsori. Pemberitahuan tersebut ditempatkan dalam cara yang memungkinkan khalayak dapat dengan mudah mengidentifikasi bahwa program tersebut didanai atau turut didanai oleh pihak tertentu.
Lembaga penyiaran dilarang menyajikan program kerjasama produksi atau kerjasama perusahaan yang memprodksi produk yang dilarang
09 April 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Mba wenny, saya agnes mahasiswi PR univ. mercu buana tertarik mengutip tulisan dalam blog mba untuk dilampirkan dalam skripsi saya. Untuk itu jika boleh tau buku apa yang digunakan dalam membuat tulisan tsb saya akan sangat berterima kasih. Saya akan mengutip tulisan mba mengenai "3 pendekatan manajemen reputasi". Sebelumnya saya ucapkan terima kasih banyak.
BalasHapus